Pages

My Blog List

Wednesday, February 25, 2009

From The International Day...





Ada banyak peristiwa yang terlewat untuk dibagi dalam blog ini. Diantaranya adalah international day di sekolah Wisang, pertengahan November kemarin. Mungkin bagi sebaian orang tidak ada yang istimewa,karena isinya cuma stand dari berbagai negara yang merupakan representasi dari murid di sekolah Wisang. Dan even ini cuma ada untuk elementary school saja. Murid-murid yang gede udah pada males kali ya. Atau mungkin ibu2nya yang males, karena di sekolah Wisang, kalau ada event yang repot pasti para orang tua, terutama ibu-ibunya. Nah, sama seperti international day ini juga. Sejak awal, ibu sudah didaulat oleh pengurus PTO untuk bikin stand Indo, karena selama ini belum pernah ada. Ibu sih cuma hehe...hehe...aja (wah, nggak kebayang de nyiapin stand, njagain tur beres2 sendiri sambil ngurus Nisrina dan ngawasin Wisang). Masalahnya di sekolah Wisang yang orang Indo cuma 2 keluarga, keluarga kami dan budhe Nunuk. Sementara budhe Nunuk kerja. Jadi ibu tahu diri lah, nggak mungkin ngerepotin beliau karena selain bekerja kan masih harus ngurus suami dan 2 anak di rumah....kurang kerjaan kali nyambi bikin2 pernak2 buat stand kita...



Akhirnya ibu pun bener2 nggak buka stand. Padahal ada yang udah pesen sambel terasi...hehehe.. (ada ya ternyata bule yang suka sambel terasi, ngefans lagi). Jadi kita pun cuma penonton saja.



Ternyata jadi penonton malah asyik. Bisa muter2 ke semua stand dan lebih santai. Dan tentu saja, tujuan utama ibu hunting makanan di tiap stand pun tercapai lah karena waktunya sangat mencukupi. hehehe....Teman-teman ibu sampe bengong melihat isi piring ibu loh, bertumpuk-tumpuk...hehehe... Sayangnya makanan itu akhirnya malah nggak kemakan, hiks...ibu malah nggak berselera karena kecapekan antre dan berdesakan. Wisang sih sibuk ngajakin nyari ice cream gara2 ada Luis yang udah asyik duluan menjilat2 ice cream....bahkan waktu udah dapet ice cream favoritnya, sampe lupa nyapa Natalia, salah satu teman favoritnya....
Di event ini, standnya lumayan lengkap loh, US (tentu aja, karena ini american school....hehe...), kanada, jerman, belanda, jepang, korea, thailand, india, pakistan, skandinavia, italy, portugal, spain, mexico, venezuela, uruguay, brazil, mmm..mana lagi ya...lupa...banyak banget sih.... selain stand negara, disini ada juga stand nya restoran Kansas, yang di restoran aslinya selalu penuh dan antre di tiap jam2 makan.

Disini yang dijual cuma makanan, titik. Termasuk coklat, dan minuman tentu saja. Kita belinya pake kupon, per lembar 1 peso. Harga makanan di stand2 ini rata2 2-3 peso. Tapi ada beberapa yang lebih sih, seperti burger dan pasta yang harganya 5 peso. Diantara stand2 itu tentu saja ada beberapa stand yang jadi favorit, yaitu stand Mexico, Italy (ya iya lah, siapa juga yang nggak kenal pasta dan pizza...) dan stand Kansas Resto tentu saja. Gila bo...antrenya kayak ular. Ayah si Benjamin aja harus antre 2 jam lebih untuk mendapatkan chicken burger di stand Kansas Resto. Kita sih, melihat panjangnya antrean aja udah langsung nggak laper. Untung mas Wisang dan dek Nisrin udah maem sebelum berangkat, jadi aman lah.... Trus adek juga bobok terus hampir sepanjang waktu kita disana, baru bangun pas kita udah mau pulang. Harapan kita cuma tinggal stand Thailand. Soalnya waktu berangkat tadi, stand nya masih utuh belum tersentuh. Mungkin karena letaknya yang agak nyempil kali yaa...jadi agak jauh dari jangkauan para pemburu makanan..hehehe.. Jadi kita memutuskan, nanti saja pas pulang sekalian mampir beli makanan di stand Thailand. Tapi olala....pas lewat, stand nya udah hampir tutup, semua jualannya udah ludes, tinggal 8 potong spicy chicken wing yang mm...yummy kayaknya...dan waktu itu ada 1 orang pembeli lain yang udah nongkrong duluan..hiks... Ibu cuma saling pandang sama si ibu pembeli satunya...hehe...siapa yang dapet ya.... Ternyata dia cuma nyari mie goreng, dan ternyata masih ada tersisa 2 bungkus. Dan ibu langsung cepet2 memesan chicken wing itu, semuanya sekaligus...hehehe...dan ternyata rasanya memang yummyyyy...tenannnn....

Hmmmm...akhirnya pulang deh kita dengan perasaan lega (karena dapet stok makan siang...hehehe....). Dan ayah dengan nggak sabaran ngajak kita buruan soalnya Manchester United mo main setengah jam lagi.....hehehe...




Tuesday, February 17, 2009

Becoming Parents


Menjadi orang tua memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang perlu dilakukan selain mencukupi anak2 dengan kebutuhan-kebutuhannya yang kita pikir memang mereka butuhkan. Tetapi yang paling penting adalah mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa-masa selanjutnya. Saya dan suami tentu saja sangat menyadarinya, jadi kami sudah banyak berbicara tentang anak bahkan sejak kami belum menikah. Dan terus kami bicarakan setiap ada momen, momen kehamilan, momen kelahiran, awal masuk sekolah dll. Karena saya ingin kami punya visi yang sama terutama tentang anak. Bagaimanapun satu hal penting menjadi orang tua adalah kekompakan dan visi yang sama untuk menjaga konsistensi sikap yang kita miliki terhadap anak-anak kita.

Saya teringat ketika mendampingi seorang dosen saya yang mengkonseling satu pasangan ortu yang anaknya bermasalah. Beliau bertanya pada si ortu tentang konsep mereka sebagai orang tua (saya terdiam, wah kalo saya ditanya bingung jg tuh, konsep gmn ya maksudnya). Si ortu bengong, kaget malah kelihatannya, trus jawabnya juga agak tergagap, nggak siap ditanya begitu kelihatannya. Dan saya lupa apa jawaban si ortu. Tapi momen ini membuat saya berpikir. Wah, suatu hari saya akan menjadi ibu, ibu yang bagaimanakah saya?

Momen lain adalah ketika saya dan sahabat-sahabat jaman kuliah saya menghabiskan sore sehabis hujan di sebuah warung ayam goreng di pinggir selokan dekat kampus. Waktu itu sudah menjelang akhir kuliah, sudah jarang ke kampus. Seperti biasa sambil makan kami berbicara seputar teman, kampus, dan tentu saja masa depan, karena kami sudah hampir lulus waktu itu (kecuali saya, yang lulus paling lama, hahaha....). Pembicaraan menjadi serius setelah kami selesai makan. Topik utamanya adalah menjadi ibu dan kami menebak satu sama lain akan menjadi ibu yang seperti apakah si A, B, C dst. Ketika sampai pada giliran saya mereka malah terdiam. Salah satu dari mereka bilang,"Wah, aku nggak bisa menebak akan jadi ibu seperti apa ya si Loubna." Lalu teman yang lain bertanya," Memangnya dalam bayanganmu, kamu akan jadi ibu seperti apa Loub?"

Saya juga terdiam. Teman-teman saya pun tak bisa menebak, apalagi saya....habis masih jauh, pikir saya waktu itu. Padahal kami sudah saling mengenal satu sama lain selama hampir 4 tahun. Parahnya saya bisa menebak dan membayangkan setiap teman yang hadir waktu itu, akan jadi ibu seperti apa. Si A yang tegas, si B yang kompromis, si C yang cerewet, hehehe.....tapi saya bingung membayangkan tentang sosok ibu untuk saya sendiri. Saya juga lupa jawaban saya waktu itu, dan toh saya pikir saya menikah masih lama. Saya ingin bekerja. Tapi ternyata saya termasuk yang paling cepat menikah diantara kami. Dan langsung menjadi ibu, karena 2 bulan setelah menikah saya positif hamil, hahaha.... Memang kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok....

Momen terakhir adalah ketika saya ngumpul-ngumpul dengan beberapa teman weekend kemarin. Seperti biasa kalo ibu-ibu ngumpul hal yang hangat dibicarakan adalah anak-anak. Sekalipun anak-anak kami berbeda usia tapi tak jadi masalah. Salah satu teman saya bercerita tentang anaknya yang baru saja mendapat award best student semester kemarin. Dan mereka diundang ke sekolah, menjadi tamu kehormatan, dsb, dsb. Wah, tentu sangat membanggakan mejadi orang tua dari anak-anak berprestasi. Saya ingat, teman saya ini juga bercerita, setiap anaknya bertanya ibu ingin aku jadi apa, teman saya akan menjawab, whatever you wanna be, but I want you do the best and be the best in whatever you choose.

Saya kemudian berpikir (untuk ke sekian puluh kalinya), apakah saya juga ingin melakukan hal yang sama terhadap anak saya, menekankan anak saya untuk selalu berprestasi dan menjadi yang terbaik? Saya tidak memungkiri, orang tua mana yang tidak akan bangga akan anak yang berprestasi?

Lalu saya pun berbicara dengan suami saya. Kami memang sudah punya prinsip2 tentang pendidikan bagi anak kami, tetapi cerita teman saya menggelitik saya sekali lagi tentang bagaimana sudut pandang suami saya. Pendidikan agama dan moral, itu yang terpenting bagi kami. Dan ini berusaha kami penuhi di rumah, karena kami tinggal di negara non muslim dan kami tidak bisa mengandalkan orang lain disini, tidak seperti di Indonesia yang penuh dengan mesjid dan TPQ.

Salah satu hal yang membekas dari kata-kata suami saya adalah, lha kalo nggak bisa nomer satu trus gimana (tentu saja suami saya menjawabnya dengan bahasa jawanya yang khas, bukan bhs indo, aplg inggris...hehehe). Cepet bersinar, cepet pudar.

Well, saya jd teringat juga tentang cerita Goleman (emotional intelligence) bahwa riset menunjukkan anak2 yang berprestasi di awal-awal pendidikan mereka justru menjadi biasa saja di masa depan mereka. Justru anak-anak yang biasa-biasa saja malah menjadi cemerlang dan berhasil. Lalu saya juga teringat sebuah talk show para penerima hadiah nobel fisika. Ketika ditanya tentang masa apa yang menurut mereka paling krusial mengantarkan keberhasilan mereka, mereka jawab, masa di perguruan tinggi. Saya juga jadi teringat tentang Thomas Edison yang dikeluarkan dari sekolahnya karena terlalu bodoh.

Tapi tentu saja tidak semua anak adalah anak yang jenius seperti Bill Gates, atau Thomas Edison, atau bahkan Mark Zuckerberg yan tetap sukses meskipun drop out. Dan tidak semua ibu bisa menjadi seperti Nancy Edison yang sukses mengajar anaknya di rumah.

Bagi saya, anak-anak saya bagaimanapun akan tetap istimewa. Karena mereka lah yang dipilihkan dan dipercayakan Tuhan kepada saya. Yang terpenting adalah berusaha memastikan bahwa mereka menjadi manusia yang bahagia. Dan seperti layang-layang, kami tidak akan menariknya terlalu kencang agar tak terbang jauh dari kami atau terlalu kendor sehingga mereka jatuh dan tersuruk di tanah.

Thursday, February 5, 2009

Diantara Kota-Kota.....







Dulu kami tak pernah terpikir akan menjadi begitu mobile (baca=pindah2 melulu). Dan di setiap kota yang pernah kami nikmati tentu saja memberi kesan yang berbeda. Dan jujur, sampai sekarang, diantara semua kota yang pernah ibu tinggal, jogja tetap yang paling ibu cinta. Hehehe... Entah kenapa, romantisme jogja dan suasana jawanya yang begitu kental serta tentu saja kehidupan berkeseniannya. Benar seperti kata seorang teman ketika ibu dulu hendak berangkat ke jakarta: Yang paling susah adalah mencari komunitas, Loubna. Yang bisa mewadahi segala geliat kita. Tempat tinggal bisa dimana saja.....




Ya, tempat tinggal bisa dimana saja, asal orang-orang yang kita cintai mengelilingi kita. Yang paling nyaman tentu saja berkumpul bersama. Karena itu, berpindah-pindah pun tak jadi masalah. Toh kita pun jadi tahu banyak tentang kota-kota....




Setiap kota memiliki bau yang berbeda, wajah dan tarian yang berbeda serta keramahan yang berbeda. Bau sisha di taman saat musim gugur di abu dhabi, tango dan suara cello di florida, buenos aires dan kehangatan persahabatan di duri....



Membaca salah satu blog seorang teman, ibu jadi terpikir untuk menuliskan apa yang paling ibu suka dan paling tidak suka di setiap kota. Dan inilah dia:



Duri


- Mall? Hehehe...sabar ya....tunggu kalo pulang ke jawa, pas ke jkt ato pas ayah dapet wahyu ke pekanbaru...


- WC umum? Hmm...Wisang deh yg paling rewel, aplg kalo bau....hehehe...


- Tinggal belanja aja ke warung pak Edy comissary ato warung MAU ato si kakak penjual sayur yg lewat di blkg rumah, top deh....


- Taksi? Tinggal telpon aja, meski kadang musti nunggu lama


- Di komplek bersih juga kok, asri (panas sih, tapi kan deket hutan, banyak pohon2), alarm paginya kicau burung di jendela, suara2 monyet, kadang malah bs wisata ntn gajah....


- Jelas nggak macet lah ya, kecuali kalo lewat sekolah2 cendana pas bubaran sekolah


- Supir taksinya baek jg, kadang malah mau nganter sampe masuk halaman blkg pas belanjaan segunung


- Kangen banget sm kue2nya mbak rin. empek2 weny, menu arisan campur2, undangan makan dr tetangga idaman, bakar2 ikan bareng...uh..uh...seruuu


- Musik? hehehe....dream theater koleksi ayah di rumah kita yang kuenceng mbak Asih, tetangga kita, bengong pas nganter tahu isi, hehehe...


- Pantai? Tanjung kodok dan Parangtritis pas kita pulang kampung...hehehe...


- Aman juga, kecuali pencuri kelapa sawit yang selalu tahu kapan pohon2 sawit kita dah waktunya panen...hihihi..



Abu Dhabi



- Mall yg lengkap dg musholla, tempat wudlu, kran air minum dimana2



- Selalu ada shower kecil di toilet



- Gampang nyari kangkung, tempe, etc, dan nggak mahal jg



- Tak ada bus, kereta aplg subway, harus puas dg taksi yang sll menghilang pas jam2 sholat dan kadang nggak mau brenti kalo liat kita bawa stroller bayi...hiks



- Bersihhhh...



- Nggak ada macet, ruas jalan super duper gede



- Supir taksi yang kayak pembalap, ugal2an, nggak sabaran....huhuhu...



- Semua dijamin halal...hehehe..., merk fav jg jual rok2 panjang, blus lengan panjang, hmmm....



- Musik? Apa ya...Ummi Kultsum kali ya...hehehe...



- Kangen euyyy, jogging tiap jum'at dan sabtu pagi di sepanjang trotoar pantai corniche...huhu..., cm 5 menit dari rumah



- Aman bo....

Buenos Aires



- Jangankan musholla....mesjid aja cuma 1



- Cebok? Harus puas pake tissu lah ya....



- Bbrp sayuran dan cabe menghilang dari pasaran saat winter, kalo ada pun cm di bario chino



- Taksi, bus, kereta, subway kumplit, cucok lah sama awak yg nggak bs nyetir



- Taman, trotoar dan semua sudut yg penuh kotoran anjing



- Nggak macet juga



- Punya bayi? Wah dijamin nyaman deh, antre diduluin, dibantuin, dikasih tmpt duduk di bus, dll



- Hmm...kalo jalan2 susah nyari maem yg halal, pilihan terbatas, baju, sepatu semua jg mahal, hiks...



- Banyak pelukis, pemusik dan pertunjukan jalanan yg menarik, banyak museum jg...baguss



- Pantai? Hmmm....harus keluar kota dulu...



- Pengemis, pencopet, hampir sama deh sama di Indo





Hmmm...kayaknya musti inget2 lagi, kenangan2 yang terserak. Hehehe...nanti ditambahin lagi....


















Summer time!!






Yup, disini sedang summer sekarang. Sementara di belahan bumi yang lain sedang musim dingin. Tapi summer disini ternyata nggak panas2 amat. Masih kalah lah sama di Surabaya, apalagi Duri pas tengah hari. Wuihhhh....jadi inget dulu waktu di Duri kalo ngangkat jemuran selalu nunggu setelah jam 3 sore, karena saking nggak kuat sama panasnya. Apalagi kalo pas musim asap. Huaduhhh.....masker pun tak mengatasi. Jemuran asal tarik deh pokoknya, yang penting cepet masuk rumah dan tutup pintu rapat2.






Disini kegiatan weekend kita kalo summer, berenang!! Hehehe.... Soalnya sejak awal, waktu survey apartemen dulu, yang paling bikin ibu ngiler adalah kolam renangnya (selain balkon full kaca yang bisa sepuasnya menikmati view kota buenos aires....). Guede, serasa di hotel. Hehehe... Wisang dan Nisrin pun selalu tak sabar, bangun pagi2 dan bersiap ke kolam renang. Trus, disini sedang musim hujan juga. Tapi hujan disini paling cuma sebentar dan tidak selebat hujan di Indonesia.




Cuaca disini memang cepat sekali berubah. Mungkin karena itu, orang-orang disini rajin mengikuti prakiraan cuaca. Soalnya disini, kadang hari ini panas, ee...tiba2 besok dingin dan mendung, atau kadang malah hujan. Jadi kita juga akhirnya ikutan rajin ngikutin berita cuaca setiap pagi. Sama seperti waktu masih di Duri, kita juga suka merhatiin tulisan kecil di tv kita tentang tingkat keparahan asap hari itu.




Dan disini, sekolah libur waktu summer. Mulai awal Desember dan masuk kembali 1 Maret. Sementara sekolah Wisang, yang mengikuti kurikulum US cuma libur sampai awal Februari. Jadi sejak tanggal 2 kemaren Wisang sudah mulai masuk sekolah.