Pages

My Blog List

Saturday, May 30, 2009

Patagonia part II: Sarmiento


Tour patagonia kita yang kedua adalah Sarmiento. Sebuah kota kecil (sangat kecil malah, hehe, penduduknya cuma sekitar 10 ribu jiwa....nggak sampe satu desa kalo di Indo, hihihi...). Tapi bukan kotanya yang menjadi daya tariknya. Yang hendak kita tuju adalah sebuah museum dinosaurus dan bosque petrificado (petrified forest) dan kawasan sekitar danau Musters.





Jarak Sarmiento dari kota tempat tinggal kami, Rada Tilly sekitar 180-an km, sekitar 2 jam perjalanan. Tidak jauh memang, kalo diukur dengan jarak tempuh antar kota di Indo, dari Jombang ke Malang juga sekitar 2 jam. Tapi yang ini sangat melelahkan. Karena menuju ke tempat tujuan yang ada hanya bukit2 gersang, dengan tanaman2 kerdil dan sama sekali tidak hijau atau ladang-ladang minyak. Dan kali ini kita tidak beruntung, karena tak satu pun guanacos yang terlihat di sekitar perbukitan itu.



Kita berangkat jam 8 pagi dari rumah. Sekitar jam 10 sampailah ke tempat tujuan. Tapi ternyata, museumnya belum buka. Jadi, spy nggak buang2 waktu, kita menuju ke bosque petrificado. Ternyata lumayan jauh, sekitar 45 km lagi dan rutenya nggak beraspal, jalanan batu.


Sampai disana, ternyata dinginn bangeetttt, dan anginnya kuenceng bo'..... Tp karena udah sampe ya sekalian, akhirnya kita nekat mendaki dan akhirnya nyampe juga ke puncak lho! Ayah & ibu gantian gendong adek. dan setelah nyampe atas kita, ibu, mas Wisang dan adek ding, nggak bisa ngapa2in, karena anginnya kenceng banget. Jadi kita cuma berlindung di batang pohon yang tumbang sambil berpelukan, biar nggak ikut melayang, nungguin ayah yang sibuk motret sana sini.






Setelah sesi foto2 usai, kita balik lagi ke kota, menuju ke museum. Sampai di museum, kita nggak bisa masuk, karena ternyata kita harus beli tiket dulu di semacam dinas pariwisatanya lah...jadi kita balik lagi....hihihi...Setelah dapet tiket dan guide kita balik lagi ke museum. Mas Wisang dan adek senang sekaliiii...karena ada taman yang dilengkapi dengan patung2 dinosaurus yang fosilnya ditemukan di sekitar Sarmiento. Wisang sibuk komentar sana sini tentang dinosaurus. Guidenya sampe takjub, dia bilang seharusnya yang jadi guide malah mas Wisang, karena tahu banyak sekali tentang dinosaurus, hehehe...





Setelah puas lari sana sini, kita akhirnya memutuskan makan siang disini. Karena kalo lanjut lagi kita nggak bakalan makan siang, restoran hanya ada di kotadan jarak menuju ke danau Musters masih sekitar 1 jaman. Dan well, ternyata tidak banyak pilihan disini. Akhirnya setelah muter2 kita pilih tempat yang paling lumayan, dan paling rame...tapi lupa nama restonya...hehe...

Berikutnya adalah perjalanan menuju danau Musters. Sebenarnya ibu udah capek sekali. Mas Wisang dan adek juga, mereka bahkan sudah tertidur di jalan. Tapi rugi juga kalo nggak sekalian, mumpung masih tengah hari....

Dan surprise!! Perjalanan menuju danau Musters ternyata indah sekali! Hmmm....kayak gambar2 di majalah, tapi yang ini real... Karena untunglah ada kuda2, sapi2 dan domba2 yang selalu bergerak setiap kali ibu merasa bahwa yang ada di depan mata ini serasa cuma ilusi...hehe...



Sampai di danau ternyata gede banget danaunya dan arusnya lagi deras, ibu jadi ngeri, hehe...anginnya kenceng lagi. Berdiri di pinggir danau serasa begitu kecillll dan tak berdaya... Subhanallah....




Akhirnya selesai sudah tur kita. Semua kecapekan. Ayah, ibu, adek dan mas Wisang semua terlelap. Sesekali ibu (cuma ibu, catet) terbangun waktu melewati jalanan berbatu.... Menjelang maghrib sampailah kita di rumah...

Monday, May 11, 2009

Patagonia part I: Our home



Sudah sebulan ini kami pindah ke tempat yang baru. Ayah pindah kantor ke Comodoro Rivadavia. Sementara kami tinggal di Rada Tilly, sebuah kota kecil, 20 menit dari comodoro.


Kota ini terletak persis di balik bukit di sebelah comodoro. Jadi kalo mau pergi ke comodoro, kita melawati jalanan berliku mengitari bukit kecil itu. Rada Tilly berada tepat di pinggir pantai, di sekitar wilayah Gulf St Gorge. Pantainya berpasir, enak buat jalan atau jogging dan bersih, hehe...Ini yang membedakan dengan pantai di Indonesia ya....





Di sekitar pantai banyakkkkk sekali burung camar dan sejenisnya, terutama kalo pagi dan sore plus anjing2 yang sibuk berlarian mengejar mereka.

Air lautnya biruuu sekali (berbeda dengan laut di teluk yang hijau terang), tapi kalo kita lihat dari atas bukit ternyata permuakaan lautnya berwarna warni, karena warna rumput dan ganggang laut di dalamnya. Dan lebih indah lagi kalo pas bulan purnama, waw....superb....cantik, kaya ibu, kata ayah, hahaha.....

Tapi sayangnya, kita nggak bisa berenang disini. Airnya dingiiinnnnn sekali, bahkan di musim panas sekalipun. Jadi kalo musim panas pantainya memang penuh sekali, tapi cuma untuk sunbathing, dan cuma anak2 yang nekat berenang..hehe....

O ya, meskipun berbukit2, tapi jangan bayangkan bukit nan hijau seperti di Bukit Tinggi, di kawasan Batu, Malang atau di pesisir Indonesia lain, karena disini curah hujannya rendah sekali. Jadi cuma ada padang tandus yang mirip gurun, kering dan berdebu... Begitu ada daerah yang sedikit hijau pasti jadi pusat pikniknya orang sini. Dan mereka pasti akan memuji2 tempat2 yang "sedikit hijau" ini. Ah, semakin mengerti betapa cantiknya negeri kita yaa....

Mungkin karena itu, kita sering kali kecewa. Karena disini sepi, hampir setiap weekend kita merencanakan tur keluar kota berdasarkan info yang kita dapat dari kenalan2 kita disini. Mereka bilang disana indah lho, bagus banget. Tapi setelah sampai di tempat yang disarankan, sering kita kecewa, karena tak seindah yang kita bayangkan. Standar keindahan disini berbeda ternyata. Karena kita dilahirkan di negeri yang begitu indah, sampai kadang tak menyadari dan mengacuhkan keindahan di sekitar kita.

Yang paling membosankan adalah sepanjang perjalanan menuju ke tujuan yang ada cuma padang tandus, kalo beruntung kadang kita bisa menyaksikan guanacos (saudaranya llama, tapi lebih kecil dan berwarna coklat seperti rusa). Itulah satu-satunya hiburan kita di jalan. Atau malah kadang cuma bukit2 batu yang tandus.

Meskipun kota kecil, disini hampir semua ada (kecuali bumbu2 dan bahan makanan khas asia tentu saja). Supermarket buanyak (karena disini nggak ada pasar tradisional seperti di negara kita, hehe...), ada juga sih kios2 penjual buah dan sayur, carniceria (toko daging), pescaderia (toko ikan, sayang nggak ada ikan segar disini, semua serba beku dan tak banyak macamnya, padahal dekat laut). Dan yang berat, tak ada penjual tahu dan tempe disini....hiks. Ini yang berat, kita harus bikin sendiri lho...

Untunglah setelah sebulan, akhirnya nemu sebuah toko milik pasangan Taiwan yang ternyata kadang2 bikin tahu. Ada sih, toko (sejenis dietetica) yang jualan tahu, tapi kita pernah nyoba dan nggak enak. Jadi tugas bikin tahu sementara bisa dialihkan, hehe....tinggal tugas bikin tempe....huhuhu...

Selain itu, disini juga ada bioskop, lumayan lah untuk selingan...juga toko2 baju, perlengkapan anak, perlengkapan olah raga, semua deh ada, dan keluaran merek2 terkenal juga. Tapi ya itu, setiap jenis paling cuma ada 2-3 toko. Dan tentu saja, harganya lebih mahal daripada di Buenos Aires...

Well, sampai sekarang kami masih dalam tahap adaptasi dengan lingkungan baru kami, mas Wisang dengan sekolah barunya, ayah dengan kantor dan teman kerja barunya juga ibu dan adek dengan jadwal antar jemput mas Wisang, hehe....juga dengan keharusan berbahasa spanyol dimana saja, karena disini tidak banyak orang yang berbahasa Inggris.

Dan karena kami berada di wilayah patagonia, yang terkenal dengan keunikan alamnya, kami ingin menjelajahi tempat2 menarik disini. Karena itu, kami memutuskan tidak pulang kampung tahun ini. So, tunggu cerita2 patagonian tour kami berikutnya yaa...