Pages

My Blog List

Monday, November 22, 2010

Kembali lagi

Wahhhh.....lama sekali tak menyambangi blog, setahun lebih. Hihihi....dasar pemalas, keasyikan facebook dan ngalor ngidul nggak jelas.
Setahun ini kami masih tinggal di kota yang sama, Rada Tilly. Sudah hampir 2 tahun tepatnya. Tahun depan Wisang masuk SD, dan masih hoby ty-rex, masih juga menenteng buku dinosaurus setiap kali ke toko buku. Kemampuan renangnya sudah semakin maju, sudah mulai lancar bermain gitar dan minggu depan dia akan mulai les berkuda-nya, bareng ayah.
Nisrina, sudah masuk playgroup sejak awal tahun ini. Sabtu kemarin dia baru saja pentas menari bareng kelas menarinya di sebuah gedung teater di Comodoro. Minggu depan, adek juga akan memulai kelas berkudanya. Nggak full naik kuda sih, cuma 10-15 menitan aja. Sisanya main bareng kelompoknya di club. Tahun depan dia juga sudah bisa mulai kelas renangnya.
Okeeee.....lain kali lagi yaaa...udah diteriakin ayah, pizza bayemnya udah mateng katanya....asyikkk

Saturday, May 30, 2009

Patagonia part II: Sarmiento


Tour patagonia kita yang kedua adalah Sarmiento. Sebuah kota kecil (sangat kecil malah, hehe, penduduknya cuma sekitar 10 ribu jiwa....nggak sampe satu desa kalo di Indo, hihihi...). Tapi bukan kotanya yang menjadi daya tariknya. Yang hendak kita tuju adalah sebuah museum dinosaurus dan bosque petrificado (petrified forest) dan kawasan sekitar danau Musters.





Jarak Sarmiento dari kota tempat tinggal kami, Rada Tilly sekitar 180-an km, sekitar 2 jam perjalanan. Tidak jauh memang, kalo diukur dengan jarak tempuh antar kota di Indo, dari Jombang ke Malang juga sekitar 2 jam. Tapi yang ini sangat melelahkan. Karena menuju ke tempat tujuan yang ada hanya bukit2 gersang, dengan tanaman2 kerdil dan sama sekali tidak hijau atau ladang-ladang minyak. Dan kali ini kita tidak beruntung, karena tak satu pun guanacos yang terlihat di sekitar perbukitan itu.



Kita berangkat jam 8 pagi dari rumah. Sekitar jam 10 sampailah ke tempat tujuan. Tapi ternyata, museumnya belum buka. Jadi, spy nggak buang2 waktu, kita menuju ke bosque petrificado. Ternyata lumayan jauh, sekitar 45 km lagi dan rutenya nggak beraspal, jalanan batu.


Sampai disana, ternyata dinginn bangeetttt, dan anginnya kuenceng bo'..... Tp karena udah sampe ya sekalian, akhirnya kita nekat mendaki dan akhirnya nyampe juga ke puncak lho! Ayah & ibu gantian gendong adek. dan setelah nyampe atas kita, ibu, mas Wisang dan adek ding, nggak bisa ngapa2in, karena anginnya kenceng banget. Jadi kita cuma berlindung di batang pohon yang tumbang sambil berpelukan, biar nggak ikut melayang, nungguin ayah yang sibuk motret sana sini.






Setelah sesi foto2 usai, kita balik lagi ke kota, menuju ke museum. Sampai di museum, kita nggak bisa masuk, karena ternyata kita harus beli tiket dulu di semacam dinas pariwisatanya lah...jadi kita balik lagi....hihihi...Setelah dapet tiket dan guide kita balik lagi ke museum. Mas Wisang dan adek senang sekaliiii...karena ada taman yang dilengkapi dengan patung2 dinosaurus yang fosilnya ditemukan di sekitar Sarmiento. Wisang sibuk komentar sana sini tentang dinosaurus. Guidenya sampe takjub, dia bilang seharusnya yang jadi guide malah mas Wisang, karena tahu banyak sekali tentang dinosaurus, hehehe...





Setelah puas lari sana sini, kita akhirnya memutuskan makan siang disini. Karena kalo lanjut lagi kita nggak bakalan makan siang, restoran hanya ada di kotadan jarak menuju ke danau Musters masih sekitar 1 jaman. Dan well, ternyata tidak banyak pilihan disini. Akhirnya setelah muter2 kita pilih tempat yang paling lumayan, dan paling rame...tapi lupa nama restonya...hehe...

Berikutnya adalah perjalanan menuju danau Musters. Sebenarnya ibu udah capek sekali. Mas Wisang dan adek juga, mereka bahkan sudah tertidur di jalan. Tapi rugi juga kalo nggak sekalian, mumpung masih tengah hari....

Dan surprise!! Perjalanan menuju danau Musters ternyata indah sekali! Hmmm....kayak gambar2 di majalah, tapi yang ini real... Karena untunglah ada kuda2, sapi2 dan domba2 yang selalu bergerak setiap kali ibu merasa bahwa yang ada di depan mata ini serasa cuma ilusi...hehe...



Sampai di danau ternyata gede banget danaunya dan arusnya lagi deras, ibu jadi ngeri, hehe...anginnya kenceng lagi. Berdiri di pinggir danau serasa begitu kecillll dan tak berdaya... Subhanallah....




Akhirnya selesai sudah tur kita. Semua kecapekan. Ayah, ibu, adek dan mas Wisang semua terlelap. Sesekali ibu (cuma ibu, catet) terbangun waktu melewati jalanan berbatu.... Menjelang maghrib sampailah kita di rumah...

Monday, May 11, 2009

Patagonia part I: Our home



Sudah sebulan ini kami pindah ke tempat yang baru. Ayah pindah kantor ke Comodoro Rivadavia. Sementara kami tinggal di Rada Tilly, sebuah kota kecil, 20 menit dari comodoro.


Kota ini terletak persis di balik bukit di sebelah comodoro. Jadi kalo mau pergi ke comodoro, kita melawati jalanan berliku mengitari bukit kecil itu. Rada Tilly berada tepat di pinggir pantai, di sekitar wilayah Gulf St Gorge. Pantainya berpasir, enak buat jalan atau jogging dan bersih, hehe...Ini yang membedakan dengan pantai di Indonesia ya....





Di sekitar pantai banyakkkkk sekali burung camar dan sejenisnya, terutama kalo pagi dan sore plus anjing2 yang sibuk berlarian mengejar mereka.

Air lautnya biruuu sekali (berbeda dengan laut di teluk yang hijau terang), tapi kalo kita lihat dari atas bukit ternyata permuakaan lautnya berwarna warni, karena warna rumput dan ganggang laut di dalamnya. Dan lebih indah lagi kalo pas bulan purnama, waw....superb....cantik, kaya ibu, kata ayah, hahaha.....

Tapi sayangnya, kita nggak bisa berenang disini. Airnya dingiiinnnnn sekali, bahkan di musim panas sekalipun. Jadi kalo musim panas pantainya memang penuh sekali, tapi cuma untuk sunbathing, dan cuma anak2 yang nekat berenang..hehe....

O ya, meskipun berbukit2, tapi jangan bayangkan bukit nan hijau seperti di Bukit Tinggi, di kawasan Batu, Malang atau di pesisir Indonesia lain, karena disini curah hujannya rendah sekali. Jadi cuma ada padang tandus yang mirip gurun, kering dan berdebu... Begitu ada daerah yang sedikit hijau pasti jadi pusat pikniknya orang sini. Dan mereka pasti akan memuji2 tempat2 yang "sedikit hijau" ini. Ah, semakin mengerti betapa cantiknya negeri kita yaa....

Mungkin karena itu, kita sering kali kecewa. Karena disini sepi, hampir setiap weekend kita merencanakan tur keluar kota berdasarkan info yang kita dapat dari kenalan2 kita disini. Mereka bilang disana indah lho, bagus banget. Tapi setelah sampai di tempat yang disarankan, sering kita kecewa, karena tak seindah yang kita bayangkan. Standar keindahan disini berbeda ternyata. Karena kita dilahirkan di negeri yang begitu indah, sampai kadang tak menyadari dan mengacuhkan keindahan di sekitar kita.

Yang paling membosankan adalah sepanjang perjalanan menuju ke tujuan yang ada cuma padang tandus, kalo beruntung kadang kita bisa menyaksikan guanacos (saudaranya llama, tapi lebih kecil dan berwarna coklat seperti rusa). Itulah satu-satunya hiburan kita di jalan. Atau malah kadang cuma bukit2 batu yang tandus.

Meskipun kota kecil, disini hampir semua ada (kecuali bumbu2 dan bahan makanan khas asia tentu saja). Supermarket buanyak (karena disini nggak ada pasar tradisional seperti di negara kita, hehe...), ada juga sih kios2 penjual buah dan sayur, carniceria (toko daging), pescaderia (toko ikan, sayang nggak ada ikan segar disini, semua serba beku dan tak banyak macamnya, padahal dekat laut). Dan yang berat, tak ada penjual tahu dan tempe disini....hiks. Ini yang berat, kita harus bikin sendiri lho...

Untunglah setelah sebulan, akhirnya nemu sebuah toko milik pasangan Taiwan yang ternyata kadang2 bikin tahu. Ada sih, toko (sejenis dietetica) yang jualan tahu, tapi kita pernah nyoba dan nggak enak. Jadi tugas bikin tahu sementara bisa dialihkan, hehe....tinggal tugas bikin tempe....huhuhu...

Selain itu, disini juga ada bioskop, lumayan lah untuk selingan...juga toko2 baju, perlengkapan anak, perlengkapan olah raga, semua deh ada, dan keluaran merek2 terkenal juga. Tapi ya itu, setiap jenis paling cuma ada 2-3 toko. Dan tentu saja, harganya lebih mahal daripada di Buenos Aires...

Well, sampai sekarang kami masih dalam tahap adaptasi dengan lingkungan baru kami, mas Wisang dengan sekolah barunya, ayah dengan kantor dan teman kerja barunya juga ibu dan adek dengan jadwal antar jemput mas Wisang, hehe....juga dengan keharusan berbahasa spanyol dimana saja, karena disini tidak banyak orang yang berbahasa Inggris.

Dan karena kami berada di wilayah patagonia, yang terkenal dengan keunikan alamnya, kami ingin menjelajahi tempat2 menarik disini. Karena itu, kami memutuskan tidak pulang kampung tahun ini. So, tunggu cerita2 patagonian tour kami berikutnya yaa...





Sunday, April 26, 2009

Wisang, " Aku mau jadi...."


Sejak beberapa bulan yang lalu mas Wisang mulai suka segala hal yang bertema dinosaurus. Terutama Ty-rex. Setelah ibu ingat-ingat sepertinya ini bermula ketika di kelasnya mengeksplore dunia dinosaurus, waktu masih sekolah di Lincoln school dulu. Waktu itu mereka belajar berbagai hal tentang dinosaurus, tidur berjajar untuk mengetahui seberapa panjang real Ty-rex, ke museum dinosaurus, membaca buku-buku dinosaurus di library, dan membawa buku dinosaurus ke sekolah untuk dibaca bersama bagi yang kebetulan punya. Sejak itu, mas Wisang seperti terobsesi. Semua buku tentang dinosaurus dibuka setiap hari, sepulang sekolah. Dan waktu ada pameran buku di sekolah, kebetulan ibu pun menemukan sebuah buku tentang dinosaurus yang bagus sekali, dan buku ini lah yang menjadi seperti kitab suci tentang dinosaurus buat mas Wisang, hehe....Sejak itu juga, setiap ke toko buku mas Wisang selalu menenteng buku dinosaurus yang baru. Di rumah, yang dia bicarakan dan digambar selalu tentang dinosaurus, ty-rex khususnya. Karena ini dinosaurus favoritnya. Dan kebetulan lagi, di salah satu channel tv, ada satu film anak tentang dinosaurus, judulnya Dino Rey(rey=king). Jam tayangnya adalah jam wajib nonton tv buat mas Wisang...

Yang paling heboh dari hobi mas Wisang ini adalah dia selalu berperan jadi Ty-rex hampir setiap waktu. Menirukan suaranya, aumannya, cara jalannya dan kadang-kadang sambil menakut-nakuti adiknya dengan aumannya...Well, bukan cuma adik sih yang terganggu, ayah dan ibu kadang juga sebel dengan berisiknya...hehe....apalagi kalo sudah ditambah adik yang menjerit2...

Sebelum ini, mas Wisang juga punya idola lain, dragon. Sama seperti dinosaurus, dia juga sempat hunting buku2nya. Sebelumnya lagi tentang tiger. Dan waktu masih di Abu dhabi dulu, dia suka sekali dengan segala hal tentang Thomas, the tank engine.

Sabtu kemarin, waktu kita sedang bersantai di rumah, ada yang sedikit berubah. Kali ini giliran ibu nonton tv, mas Wisang sedang asyik dengan legonya dan adek guyon dengan ayah. Setelah selesai dengan legonya, mas Wisang memamerkan ke ibu, " Look, ibu! An aeroplane!".

"Ok", jawab ibu, lagi asyik nonton tv soalnya, hehe...

Lalu mas Wisang meneruskan, "Aku nanti mau jadi pilot ah..."

"Pilot apa? Pesawat tempur?" tanya ayah

" No, pesawat yang ada penumpangnya...", jawab mas Wisang

Dia kemudian sibuk dengan pesawat legonya. Tiba-tiba mas Wisang nyeletuk lagi, "But I don't know how to landing the plane!! I change my mind....mmmmm I wanna be a doctor ummm...eee...in Jon Opkins...right ibu? It's the best in the world right?"

"What? John Hopkins hospital? Yes, one of...

"Ok, then, aku mau jadi dokter di john hopkins....yeaahhhh.....mmmm...but first I wanna be a ty-rex.....arghhhhhh.....roarrrrr....

Hihihi......dasar mas Wisang....


Wednesday, April 22, 2009

Bye...bye Buenos Aires....


Hampir setahun kami tinggal di Buenos Aires.....it was so beautifull...
Kami semua menikmati perjalanan kami disini, semua, kecuali ayah di tempat kerja kayaknya, hehehe.... Teman-teman yang begitu menyentuh hati, Wisang yang begitu menikmati sekolahnya, Nisrina yang berkembang begitu pesat disini, rumah yang nyaman dan sudut-sudut cantik Buenos Aires yang menemani kami.




Di Buenos Aires selalu ada yang ingin kami kunjungi untuk weekend. Salah satu favorit kami adalah seputaran recoletta village, dimana ada makam Evita, Feria setiap weekend(pasar tiban yang jual suvenir, pelukis2 jalanan khas buenos aires, dan pengemis2 berdandan unik di sudut2 jalan), ada museum bellas artes (fine arts museum), ada gedung facultad de derecho UBA (fak hukum) yang keren, ada museum prohibido no tocar (forbidden not to touch) buat anak2, ada gedung buenos aires design dengan restoran2 promenade-nya yang cantik dan hard rock cafe tentu saja. Oya, jalan sedikit dari sini juga bakalan nyampe ke floralis, salah satu icon buenos aires.




Tempat favorit kami berikutnya adalah di daerah palermo viejo, plasa cortazar. Disini penuh dengan butik2 fashion dan pernak pernik design interior, juga toko buku dan restoran2 yang menarik, dan tentu saja feria di setiap akhir minggunya yang bikin jalanan macet dan tumplek blek dengan penjual suvenir. Disini juga ada cafe favorit kami, Baraka. Selain tempatnya yang nyaman, kopi, teh, roti dan menunya yummy, semuanya dijamin halal (ini yang istimewa, hehe...) karena pemiliknya adalah kakak beradik muslim argentina. Bangunan2 di daerah sini juga masih dijaga keasliannya, tua tapi terawat. Yang menarik lagi disini ada beberapa jalan kecil, semacam gang yang kedua sisi temboknya dipenuhi lukisan mural yang menarik, bahkan salah satunya dilukis oleh pelukis terkenal argentina (lupa namanya...hehe).

Tempat favorit kami berikutnya adalah Parque 3 de febrero. Sebuah taman besar tempat kami menghabiskan weekend kami dengan berjalan2, foto2 (tentu saja, hehehe...), bersepeda, atau duduk2 sambil menikmati danau di tengah taman yang penuh dengan bebek2 dan angsa. Disini juga ada taman rosedal (taman mawar), yang hanya buka saat musim panas. Salah satu taman favorit kami karena bebas kotoran anjing, hehehe...karena anjing dilarang masuk kesini.
Kami akan selalu merindukan Buenos Aires....dan banyak tempat2 di sekitar Buenos Aires yang ingin kami kunjungi. Well, toh cuma membutuhkan 2 jam perjalanan dengan pesawat dari tempat kami yang baru, heheh.... Dan kami yakin banyak pintu rumah yang akan selalu terbuka untuk kami disana...Miss u BAs

Wednesday, February 25, 2009

From The International Day...





Ada banyak peristiwa yang terlewat untuk dibagi dalam blog ini. Diantaranya adalah international day di sekolah Wisang, pertengahan November kemarin. Mungkin bagi sebaian orang tidak ada yang istimewa,karena isinya cuma stand dari berbagai negara yang merupakan representasi dari murid di sekolah Wisang. Dan even ini cuma ada untuk elementary school saja. Murid-murid yang gede udah pada males kali ya. Atau mungkin ibu2nya yang males, karena di sekolah Wisang, kalau ada event yang repot pasti para orang tua, terutama ibu-ibunya. Nah, sama seperti international day ini juga. Sejak awal, ibu sudah didaulat oleh pengurus PTO untuk bikin stand Indo, karena selama ini belum pernah ada. Ibu sih cuma hehe...hehe...aja (wah, nggak kebayang de nyiapin stand, njagain tur beres2 sendiri sambil ngurus Nisrina dan ngawasin Wisang). Masalahnya di sekolah Wisang yang orang Indo cuma 2 keluarga, keluarga kami dan budhe Nunuk. Sementara budhe Nunuk kerja. Jadi ibu tahu diri lah, nggak mungkin ngerepotin beliau karena selain bekerja kan masih harus ngurus suami dan 2 anak di rumah....kurang kerjaan kali nyambi bikin2 pernak2 buat stand kita...



Akhirnya ibu pun bener2 nggak buka stand. Padahal ada yang udah pesen sambel terasi...hehehe.. (ada ya ternyata bule yang suka sambel terasi, ngefans lagi). Jadi kita pun cuma penonton saja.



Ternyata jadi penonton malah asyik. Bisa muter2 ke semua stand dan lebih santai. Dan tentu saja, tujuan utama ibu hunting makanan di tiap stand pun tercapai lah karena waktunya sangat mencukupi. hehehe....Teman-teman ibu sampe bengong melihat isi piring ibu loh, bertumpuk-tumpuk...hehehe... Sayangnya makanan itu akhirnya malah nggak kemakan, hiks...ibu malah nggak berselera karena kecapekan antre dan berdesakan. Wisang sih sibuk ngajakin nyari ice cream gara2 ada Luis yang udah asyik duluan menjilat2 ice cream....bahkan waktu udah dapet ice cream favoritnya, sampe lupa nyapa Natalia, salah satu teman favoritnya....
Di event ini, standnya lumayan lengkap loh, US (tentu aja, karena ini american school....hehe...), kanada, jerman, belanda, jepang, korea, thailand, india, pakistan, skandinavia, italy, portugal, spain, mexico, venezuela, uruguay, brazil, mmm..mana lagi ya...lupa...banyak banget sih.... selain stand negara, disini ada juga stand nya restoran Kansas, yang di restoran aslinya selalu penuh dan antre di tiap jam2 makan.

Disini yang dijual cuma makanan, titik. Termasuk coklat, dan minuman tentu saja. Kita belinya pake kupon, per lembar 1 peso. Harga makanan di stand2 ini rata2 2-3 peso. Tapi ada beberapa yang lebih sih, seperti burger dan pasta yang harganya 5 peso. Diantara stand2 itu tentu saja ada beberapa stand yang jadi favorit, yaitu stand Mexico, Italy (ya iya lah, siapa juga yang nggak kenal pasta dan pizza...) dan stand Kansas Resto tentu saja. Gila bo...antrenya kayak ular. Ayah si Benjamin aja harus antre 2 jam lebih untuk mendapatkan chicken burger di stand Kansas Resto. Kita sih, melihat panjangnya antrean aja udah langsung nggak laper. Untung mas Wisang dan dek Nisrin udah maem sebelum berangkat, jadi aman lah.... Trus adek juga bobok terus hampir sepanjang waktu kita disana, baru bangun pas kita udah mau pulang. Harapan kita cuma tinggal stand Thailand. Soalnya waktu berangkat tadi, stand nya masih utuh belum tersentuh. Mungkin karena letaknya yang agak nyempil kali yaa...jadi agak jauh dari jangkauan para pemburu makanan..hehehe.. Jadi kita memutuskan, nanti saja pas pulang sekalian mampir beli makanan di stand Thailand. Tapi olala....pas lewat, stand nya udah hampir tutup, semua jualannya udah ludes, tinggal 8 potong spicy chicken wing yang mm...yummy kayaknya...dan waktu itu ada 1 orang pembeli lain yang udah nongkrong duluan..hiks... Ibu cuma saling pandang sama si ibu pembeli satunya...hehe...siapa yang dapet ya.... Ternyata dia cuma nyari mie goreng, dan ternyata masih ada tersisa 2 bungkus. Dan ibu langsung cepet2 memesan chicken wing itu, semuanya sekaligus...hehehe...dan ternyata rasanya memang yummyyyy...tenannnn....

Hmmmm...akhirnya pulang deh kita dengan perasaan lega (karena dapet stok makan siang...hehehe....). Dan ayah dengan nggak sabaran ngajak kita buruan soalnya Manchester United mo main setengah jam lagi.....hehehe...




Tuesday, February 17, 2009

Becoming Parents


Menjadi orang tua memang bukan perkara mudah. Banyak hal yang perlu dilakukan selain mencukupi anak2 dengan kebutuhan-kebutuhannya yang kita pikir memang mereka butuhkan. Tetapi yang paling penting adalah mempersiapkan mereka untuk menghadapi masa-masa selanjutnya. Saya dan suami tentu saja sangat menyadarinya, jadi kami sudah banyak berbicara tentang anak bahkan sejak kami belum menikah. Dan terus kami bicarakan setiap ada momen, momen kehamilan, momen kelahiran, awal masuk sekolah dll. Karena saya ingin kami punya visi yang sama terutama tentang anak. Bagaimanapun satu hal penting menjadi orang tua adalah kekompakan dan visi yang sama untuk menjaga konsistensi sikap yang kita miliki terhadap anak-anak kita.

Saya teringat ketika mendampingi seorang dosen saya yang mengkonseling satu pasangan ortu yang anaknya bermasalah. Beliau bertanya pada si ortu tentang konsep mereka sebagai orang tua (saya terdiam, wah kalo saya ditanya bingung jg tuh, konsep gmn ya maksudnya). Si ortu bengong, kaget malah kelihatannya, trus jawabnya juga agak tergagap, nggak siap ditanya begitu kelihatannya. Dan saya lupa apa jawaban si ortu. Tapi momen ini membuat saya berpikir. Wah, suatu hari saya akan menjadi ibu, ibu yang bagaimanakah saya?

Momen lain adalah ketika saya dan sahabat-sahabat jaman kuliah saya menghabiskan sore sehabis hujan di sebuah warung ayam goreng di pinggir selokan dekat kampus. Waktu itu sudah menjelang akhir kuliah, sudah jarang ke kampus. Seperti biasa sambil makan kami berbicara seputar teman, kampus, dan tentu saja masa depan, karena kami sudah hampir lulus waktu itu (kecuali saya, yang lulus paling lama, hahaha....). Pembicaraan menjadi serius setelah kami selesai makan. Topik utamanya adalah menjadi ibu dan kami menebak satu sama lain akan menjadi ibu yang seperti apakah si A, B, C dst. Ketika sampai pada giliran saya mereka malah terdiam. Salah satu dari mereka bilang,"Wah, aku nggak bisa menebak akan jadi ibu seperti apa ya si Loubna." Lalu teman yang lain bertanya," Memangnya dalam bayanganmu, kamu akan jadi ibu seperti apa Loub?"

Saya juga terdiam. Teman-teman saya pun tak bisa menebak, apalagi saya....habis masih jauh, pikir saya waktu itu. Padahal kami sudah saling mengenal satu sama lain selama hampir 4 tahun. Parahnya saya bisa menebak dan membayangkan setiap teman yang hadir waktu itu, akan jadi ibu seperti apa. Si A yang tegas, si B yang kompromis, si C yang cerewet, hehehe.....tapi saya bingung membayangkan tentang sosok ibu untuk saya sendiri. Saya juga lupa jawaban saya waktu itu, dan toh saya pikir saya menikah masih lama. Saya ingin bekerja. Tapi ternyata saya termasuk yang paling cepat menikah diantara kami. Dan langsung menjadi ibu, karena 2 bulan setelah menikah saya positif hamil, hahaha.... Memang kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi besok....

Momen terakhir adalah ketika saya ngumpul-ngumpul dengan beberapa teman weekend kemarin. Seperti biasa kalo ibu-ibu ngumpul hal yang hangat dibicarakan adalah anak-anak. Sekalipun anak-anak kami berbeda usia tapi tak jadi masalah. Salah satu teman saya bercerita tentang anaknya yang baru saja mendapat award best student semester kemarin. Dan mereka diundang ke sekolah, menjadi tamu kehormatan, dsb, dsb. Wah, tentu sangat membanggakan mejadi orang tua dari anak-anak berprestasi. Saya ingat, teman saya ini juga bercerita, setiap anaknya bertanya ibu ingin aku jadi apa, teman saya akan menjawab, whatever you wanna be, but I want you do the best and be the best in whatever you choose.

Saya kemudian berpikir (untuk ke sekian puluh kalinya), apakah saya juga ingin melakukan hal yang sama terhadap anak saya, menekankan anak saya untuk selalu berprestasi dan menjadi yang terbaik? Saya tidak memungkiri, orang tua mana yang tidak akan bangga akan anak yang berprestasi?

Lalu saya pun berbicara dengan suami saya. Kami memang sudah punya prinsip2 tentang pendidikan bagi anak kami, tetapi cerita teman saya menggelitik saya sekali lagi tentang bagaimana sudut pandang suami saya. Pendidikan agama dan moral, itu yang terpenting bagi kami. Dan ini berusaha kami penuhi di rumah, karena kami tinggal di negara non muslim dan kami tidak bisa mengandalkan orang lain disini, tidak seperti di Indonesia yang penuh dengan mesjid dan TPQ.

Salah satu hal yang membekas dari kata-kata suami saya adalah, lha kalo nggak bisa nomer satu trus gimana (tentu saja suami saya menjawabnya dengan bahasa jawanya yang khas, bukan bhs indo, aplg inggris...hehehe). Cepet bersinar, cepet pudar.

Well, saya jd teringat juga tentang cerita Goleman (emotional intelligence) bahwa riset menunjukkan anak2 yang berprestasi di awal-awal pendidikan mereka justru menjadi biasa saja di masa depan mereka. Justru anak-anak yang biasa-biasa saja malah menjadi cemerlang dan berhasil. Lalu saya juga teringat sebuah talk show para penerima hadiah nobel fisika. Ketika ditanya tentang masa apa yang menurut mereka paling krusial mengantarkan keberhasilan mereka, mereka jawab, masa di perguruan tinggi. Saya juga jadi teringat tentang Thomas Edison yang dikeluarkan dari sekolahnya karena terlalu bodoh.

Tapi tentu saja tidak semua anak adalah anak yang jenius seperti Bill Gates, atau Thomas Edison, atau bahkan Mark Zuckerberg yan tetap sukses meskipun drop out. Dan tidak semua ibu bisa menjadi seperti Nancy Edison yang sukses mengajar anaknya di rumah.

Bagi saya, anak-anak saya bagaimanapun akan tetap istimewa. Karena mereka lah yang dipilihkan dan dipercayakan Tuhan kepada saya. Yang terpenting adalah berusaha memastikan bahwa mereka menjadi manusia yang bahagia. Dan seperti layang-layang, kami tidak akan menariknya terlalu kencang agar tak terbang jauh dari kami atau terlalu kendor sehingga mereka jatuh dan tersuruk di tanah.