Seperti Sepi
Seperti ribuan badik dihunjamkan tepat di jantungku
Seperti hujan bara mengasapi tubuhku
Seperti menabuh genderang perang bertalu-talu
Oh, dimanakah asa
Yang selalu kupegang teguh kala itu
Dimanakah kesabaran yang kujaga tetap di hatiku
Dimanakah cahaya
Lalu seperti apa laguku
Yang kan kunyanyikan kala nelangsa
Yang kudendangkan pelipur lara
Seperti Kala mengganyang bulanku
Seperti ...sepi.
Seperti ribuan badik dihunjamkan tepat di jantungku
Seperti hujan bara mengasapi tubuhku
Seperti menabuh genderang perang bertalu-talu
Oh, dimanakah asa
Yang selalu kupegang teguh kala itu
Dimanakah kesabaran yang kujaga tetap di hatiku
Dimanakah cahaya
Lalu seperti apa laguku
Yang kan kunyanyikan kala nelangsa
Yang kudendangkan pelipur lara
Seperti Kala mengganyang bulanku
Seperti ...sepi.
Ini Jum'at ketiga sejak meninggalnya mbah. Kadang-kadang masih ada nyeri mengingat semua kenangan kecil bersama mbah. Mbah yang merawat ibu ketika sakit dan menyelimuti dengan do'a Ibrahim (alaihis salam), mbah yang mengajari ibu do'a Rabi'ah, mbah yang mencubiti ibu (saat tk dulu) di waktu tidur supaya ibu terjaga dan belajar mengerjakan sholat malam, mbah yang menelpon ibu shubuh2 waktu ibu mulai kos saat sma untuk mengingatkan sekarang sudah masuk waktu puasa bulan rajab, mbah tempat ibu bersandar disaat2 sedih, mbah yang.....
Ah, jasa mbah memang begitu banyak. Tak terbayar. Mudik kita berikutnya pasti tak akan sama lagi....
No comments:
Post a Comment